Ngompol Part 2 ._.


Tidak jauh berbeda dengan Ngimcil kemarin yaitu Ngompol di Tumpukan Sandal’, kali ini masihberbicara tentang ngompol sembarangan. Kali ini bisa dibilang lebih ekstrim. Aku masih sangat ingat peristiwa memalukan ini, karena aku sudah umur lima. Tempat kejadiannya  di salah satu mal di Yogyakarta. Dulu di mal itu ada tempat main mandi bolanya, tapi sekarang udah nggak ada. Buat main di mandi bola, bayarnya masih Rp 6000.
Belum ada firasat apapun, menikmati tuh mandi bolanya. Di mandi bola waktu itu cuma ada aku dan Rahma. Karena asyik bermain, bapak sama ibu jalan-jalan sendiri. Ditinggalah kami berdua, dan kami ditungguin mbak penjaga mandi bola. Mbaknya gendut dan nggak terlalu tinggi, pakai jilbab dan dia baik. Sudah cukup lama bermain, udah mulai kebelet-kebelet gitu. Malu mau bilang sama mbaknya, ditahanlah supaya nggak pipis.
Ternyata pertahanan mulai bocor. Sudah tidak bisa ditahan lagi. Ngompolah aku di kolam penuh bola. Karena takut mau bilang apa, aku nangis keras banget. Rahma malah marahin aku buat diem. Tambah keraslah tangisku. Mbaknya mulai bingung.
            “Cup, dik! Nggak papa kok kalau ngompol.” mbaknya mencoba menghiburku. Rasa takut, bersalah, serta malu membuat kalimat menghibur dari mbaknya tak mempan untukku. Aku tidak tahu apa yang dirasakan mbaknya waktu itu, ya?
Belum lama aku menangis, bapak ibu datang. Mungkin naluri mereka merasakan jeritan tangisku, ya. Langsung deh, pamitan sama mbak baik hati dan meminta maaf atas perbuatanku. Maklumilah karena hobiku yang suka ngompol. Setelah itu, lama sekali aku nggak pergi ke mal itu. Malu oi malu.


17 Juli 2014

0 comments:

Post a Comment

 
Dear It's Me Blog Design by Ipietoon