Hubungan Berjarak (Lumayan) Jauh

Apakah kalian termasuk salah satu orang yang belum pernah keluar dari rumah tempat lahir dan tumbuh? Apakah kalian masih tinggal bersama keluarga kandung kalian sampai saat ini? Apakah kalian termasuk dalam orang beruntung yang hidup bersama keluarga? Tidak perlu hidup sendirian, tidak melewati malam dengan komunikasi satu-satunya lewat gawai? Jika kalian termasuk di dalamnya, mungkin di mataku kalian adalah orang beruntung. Privilege itu sungguh mahal harganya, syukuri dan nikmati melewati masa-masa. 

Semoga saja kalian yang membaca juga merasakan maksud dari 'keberuntungan' versiku. Bisa jadi ada beberapa orang yang tidak seberuntung itu dengan 'privilege' yang saya harapkan. Sebagai anak gadis yang sudah keluar rumah di mana saya dilahirkan dan dibesarkan sejak lulus SMA, jika boleh minta saya akan berusaha untuk kembali berada di dalam rumah itu. Saat itu usia saya baru tujuh belas tahun, belum genap saya habiskan dua dekade hidup 'tenang' di bawah dekapan bapak dan ibu. Walaupun saat itu, saya bukan yang langsung kos sendiri. Alhamdulillah bagi saya itu adalah pelatihan sebelum benar-benar hidup sendiri. Saya masih satu rumah dengan keluarga, dalam satu rumah ada tiga gadis satu kampus beda fakultas. Jadi, saya merasa enjoy dan tetap menikmati masa kuliah dengan happy. Perbedaan yang sangat dirasakan, pulang ke rumah menjadi hal baru. Sebulan atau dua minggu sekali berburu bus antar kota menempuh jarak sejauh 140 km hanya untuk bertemu dengan keluarga. Aneh rasanya, hingga menjadi terbiasa. 

Fase kehidupan membawa diri saya lebih jauh dari rumah lagi. Bahkan sekarang jaraknya lebih dari 1300km harus melewati pulau. Nah, dari sinilah dimulai hidup seorang diri. Semua kebutuhan dari bangun sampai tidur bahkan saat tidur, ya siapa lagi kalo bukan diri sendiri yang menggerakkan dan menyiapkan. Hanya mengandalkan Allah dan doa orang tua kalo ini ya. 100 hari pertama kayak orang linglung, kok bisa beli bahan sendiri masak sendiri dimakan sendiri. Habis sadar nangis, "Ya Allah dulu disiapin sisa ngemplok aja kadang gamau makan, kalo ga ganti menu." 

Bagi saya merantau di daerah yang jauh dari semua akses dan fasilitas merupakan tamparan yang cukup berat untuk berbenah diri. Bayangkan hidup selama 20 tahun di daerah yang semua bisa dengan mudah diakses, bahkan dengan ujung jari bisa langsung makan di depan mata tanpa bergerak. Bum, tiba-tiba masuk di daerah yang bahkan tidak ada ojek online apalagi g*food atau gr*bfood. Jalanan utama saja berlubang sebesar sapi, dan heran kalau ada perbaikan jalan proses mengaspal bisa berbulan-bulan. Saya yang biasa hidup di pinggir jalan ringroad, keluar rumah ngeliat jalan baru diaspal pas balik udah selesai. Bahkan mobil besar pengaspal sudah ilang. 

Perbedaan hidup yang cukup signifikan membuat mata saya terbuka lebih lebar. MashaAllah di sini sesabar apa ya masyarakatnya, dengan segala keterbatasan fasilitas itu mereka tetap bisa hidup nyaman. Adaptasinya cukup sulit dan lama ya, mengikuti pace kehidupan di sini. Apalagi berakulturasi berasimilasi dengan budaya yang berbeda juga. Saya gapernah tau, seberapa hebat doa bapak ibu karena sejauh ini saya selalu dikelilingi orang-orang baik. Literally baiknya tulus, saya yang sebatang kara ini selalu dibantu dengan effortless lah. Di titik ini, saya mau berusaha dan mengusahakan agar bisa menghentikan hidup sendiri ini. Mencari jalan untuk bisa dekat dengan keluarga. Saya rasa cukup sejauh ini, ini kejauhan. Tapi tetep berterimakasih bisa melewati perjalanan ini dipermudah juga, thanks Allah.

Buat kalian yang masih ada di dekat keluarga, masih bisa hidup tanpa kesendirian, nikmati dulu ya. Pelan-pelan. Tujuh belas taun tidak cukup rasanya hidup bersama keluarga, masih kurang banget. Karena setelah menikah membentuk keluarga baru, tentunya peluang itu akan lebih mengecil. Setidaknya sampai kalian menikah, nikmati hidup bersama keluarga kandung kalian. Doakan saya yang masih kekurangan kesempatan ini, dipermudah menebus waktu untuk bisa kembali hidup bersama keluarga saya. Saya pun meminta maaf kepada diri sendiri, karena sering berusaha baik-baik saja untuk kuat melewati semuanya sendirian. 

Selamat berkumpul dan menikmati waktu bersamanya!

0 comments:

Post a Comment

 
Dear It's Me Blog Design by Ipietoon