Fase Diri

Fase diri saat ini untuk masalah relationship ada di titik:
Semarang said
Aku udah gabutuh semua sweet word, ucapan sayang, ungkapan i love you, i just need your action for me. I just want you always choose me in every time. Bayangkan aja betapa aku bisa ada di titik yang melemah dan mengurungkan pemberian hatiku untuk seseorang ketika “Hello i spend my time for you, but you spend your time for your phone. Sorry wasn’t enough.” Bisa seketika hanyut rasa ini yang perlahan aku bangun dengan kepercayaan yang diberikan. Karena bener-bener gaberpengaruh ketika bibir  itu ngomong “sayang sayang i love you” tapi apa yang dilakukan gak ada bukti “sayang sayang i love you”-nya. Kalau boleh dibalik sedikit pada sudut pandangku, aku mengaku secuek itu ketika ada ungkapan sayang untukku. Seserius itu ucapan yang dilontarkan dan manisnya kata yang dijanjikan dan dipertanyakan kepadaku, tidak akan menggetarkan hati. Justru perhatian, hal-hal yang kamu lakukan, treatment gemas yang dipertunjukkan, akan menjadi nilai besar untuk membangun rasa sayang terhadapmu. Secuek dan setidak peduli itu akan ucapanmu terhadapku, sampai-sampai aku tahu kecewamu karena tidak pernah terucap balasan yang kamu inginkan dariku. Tapi apa waktu dan tindakan yang aku berikan untukmu tidak menunjukkan lebih dari sekedar kata-kata yang ingin kau dengar? 


From Pinterest

Jika kamu lelah, aku tidak akan pernah memaksa. Tapi ini kembali pada cara diri kita masing-masing. Mungkin memang belum waktunya untuk mengajukan tuntutan satu sama lain. Sehingga, pada waktu-waktu ini buatlah kewajaran dan kepantasan diri. Sehingga hanya Sang pemilik hati lah yang akan memasangkan individu dengan individu yang sesuai. Semoga doa tidak pernah putus, walau sorai tak lagi utuh. 

0 comments:

Post a Comment

 
Dear It's Me Blog Design by Ipietoon