Sudah ada yang pernah melakukan perjalanan dengan pesawat? Sekedar untuk liburan, mudik, atau apapun itu? Semoga yang belum pernah, segera datang kesempatannya ya.
Sedikit mau berbagi cerita dari sudut pandang pribadi. Dulu, naik pesawat bagiku merupakan hal yang mewah dan tidak familiar. Beberapa kali ke bandara sekedar untuk jemput Bapak dan Kakak yang pergi dinas. Saat itu di Jogja, bandara masih di Adi Sucipto yang sekarang sudah ditutup untuk penerbangan domestik. Karena tidak ada kepentingan untuk naik pesawat, mudik dan saudara pun tidak ada yang perlu dikunjungi dengan pesawat. Bisa dibayangkan seberapa kecil peluang untuk naik pesawat bagiku yang masih remaja waktu itu?
Sampai akhirnya dari sekian seleksi terpilihlah dua siswa perwakilan SMA ku untuk mewakili Duta Pelajar yang akan dikirim selama dua minggu ke pulau seberang. Sudah pasti karena lokasinya di Kalimantan, harus ditempuh dengan pesawat. Akhirnya kesempatan pertama kaliku naik pesawat di usia 16 tahun. Waktu itu serombongan naik pesawat Garuda, bungkus permen dan tisu bahkan disimpan dibawa pulang. Pengalaman naik pesawat pertama dan gratis itu, fotonya masih terkenang rapi di ruang tamu.
Kesempatan kedua naik pesawat, Alhamdulillah gratis lagi. Salah satu motivasi ikut seleksi apapun itu, mungkin motivasi terbesarku untuk sekedar naik pesawatnya. Lolos perwakilan fakultas untuk lomba di University of Malaya, bersama lima sohib berbagai jurusan. Ini senengnya gatau lagi deh, karena ini jadi pengalaman kedua naik pesawat ditambah pertama ke luar negeri. Memanfaatkan kesempatan itu, melipir ke Singapura untuk menambah cap paspor.
Setelah pengalaman berpesawat selalu gratis, akhirnya kesempatan untuk dapet tiket gratis lagi tapi kali ini penempatan kerja. Pertama kali naik pesawat gratis dengan hati tidak sepenuhnya bahagia. Ini semua mengartikan akan bekerja jauh dari homebase. Dari sinilah awal mula bolak balik bandara untuk naik pesawat dari setaun enam kali jadi sebulan sekali. MashaAllah, dari banyaknya itu sudah jauh dari penggratisan ya tentunya. Masih belajar mensyukuri yang ada, doanya dulu karena suka banget naik pesawat tapi bukan berarti gini banget ya. Keseringan kalo ini. Tapi itu tadi masih selalu berproses untuk mensyukuri, karena dimampukan membeli tiketnya. Selama waktu untuk bertemu masih bisa diusahakan, materi dipikir belakangan saja ya hehehe.
Sudah berjalan selama enam tahun, sangat familiar dengan pesawat dan bandara. Hal yang sangat mewah itu, terasa biasa saja bahkan bosan. Manusia memang tidak pernah berhenti untuk mengeluh dengan nikmat yang diberikan. Jujur doanya sekarang lebih spesifik, masih tetap suka naik pesawat. Semoga naik pesawatnya untuk liburan, untuk beribadah ke tanah suci, untuk safar yang sementara. Tujuan manapun berangkatnya dari Bandara YIA, boleh?
0 comments:
Post a Comment