Api Itu Besar


Waktu kecil kelompok mainku itu kompak banget. Ada tujuh anak, tiga cewek sisanya cowok. Hampir setiap hari kami selalu kumpul bareng. Pernah di suatu hari, waktu liburan kami menginap disalah satu rumah temenku cewek. Karena rumahnya yang luas dan dia punya tenda, kami pilihlah malam Minggu untuk makrab bersama.
Kami udah siap-siap dari sore. Sama sekali tidak ada firasat burukpun. Senja mulai berganti malam, tragedi mengenaskan itu terjadi. Kompor yang kami buat dari tumpukan batu bata dengan bahan bakar kayu itu saksinya. Karena ingin seperti petualang sejati kami memasak makanan sendiri. Kalau tidak salah aku memasak mie rebus. Belum mie matang, tiba-tiba api berkobar tinggi melebihi tubuhku yang sedang jongkok.
“Wuuuussssshhh” api itu mengeluarkan bunyi yang keras.
Pipiku terasa panas sekali. Teman cowokku merintih kesakitan. Kejadian itu terlalu cepat. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa detik setelah api itu berkobar aku baru tersadar. Pipiku sudah terkena api, merahlah pipi tembemku ini. Perih, panas, dan takut perasaanku saat itu. Namun, temanku cowok yang berteriak tadi rambutnya sudah terbakar. Orangtua temanku yang punya rumah langsung mematikan api di kepala yang sudah membakar sebagian rambutnya.
Pipiku diolesi dengan cairan apa yang entah itu apa. Bapak ibuku langsung ditelpon, kalau tidak salah teman cowokku dibawa ke rumah sakit. Mungkin jika aku bisa melihat diriku waktu itu, aku pasti dalam keadaan pucat dan dingin karena takut. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Ternyata temanku yang rambutnya terbakar itu menyemprotkan minyak tanah yang terlalu banyak. Posisinya yang terlalu dekat mebuatnya terbakar cukup banyak. Untung saja aku yang sedang memasak di depan kompor batu bata itu hanya terbakar di bagian pipi saja.
Dari kejadian malam itu, kami sempat libur untuk bermain. Kami semua merasa salah. Tetapi aku mengambil hikmah dari kejadian itu, bahwa pengawasan orangtua tidak boleh lepas untuk anak yang masih di bawah umur. Apalagi untuk bermain api. Sebagai anak juga jangan ngeyel, hati-hati kalau mau main itu. Harus tahu seberapa riskan dan bahaya permainan tersebut.

20 Juli 2014

0 comments:

Post a Comment

 
Dear It's Me Blog Design by Ipietoon