Penggemar Cilik
#19
Adik-adik
itu ternyata telah menggemariku sejak lama. Lebih tepatnya menggemariku dengan
saudara kembarku. Dengan polos mereka mewawancaraiku. Mempertanyakan keinginan
tahu mereka tentang kami berdua. Mereka
mengungkapkan keheranannya, kok bisa
mirip banget mukanya. (La ya namanya
kembar, dek ._. )
Di tengah
kultum shalat tarawih malam itu, adik-adik manis ini tanya siapa namaku. Lalu
kuulurkan tangan tanda kenalan. Bukannya mengucapkan nama, adiknya justru
tertawa bahagia. Dari raut wajahnya, adiknya itu seneng banget. (Duh, GRku meningkat.) Salah satu
dari mereka ada yang menyeletuk, “Udah
puas belum? Dia ngefans banget sama mbak kembar!”
Dalam hati
aku bersenandung tidak kalah bahagianya. Oalah beginikah rasanya punya fans? Ya
itung-itung latihan kalau jadi artis nanti. Ternyata adik-adik ini sudah
memperhatikan aku dan kembaranku sejak pertama tarawih. Mereka juga seneng
kalau lagi ngaji sama aku atau Rahma. Sebenarnya gelagat keinginan tahu mereka
itu sudah bisa ditebak. Mereka sering caper
gitu. Tapi nggak nyangka kalau mereka itu ngefans.
Di akhir
malam itu, Najwa, Asa, dan kawan-kawan mulai menyapaku.
“Dada mbak
kembar! Besok ketemu lagi,ya!” kata Asa sambil berlalu menerobos malam.
03 Juli
2014
0 comments:
Post a Comment