Waktu
itu masa-masa liburan, anak-anak ramai berkumpul untuk bermain bersama.
Kira-kira aku masih kelas 5 SD, dan ada salah satu temanku yang masih kecil
namanya Sahra. Dia adiknya temanku, tepatnya masih umur 6 tahun.
Seperti
biasa setelah mandi pagi, kami akan berkumpul di lapangan samping rumahku.
Telah banyak tawa dan canda kami ukir di lapangan tersebut. Sambil bermain kami
biasanya makan snack yang biasa dibeli di warung Pak Paidi. Nah, hari itu kami
memutuskan untuk beli Pilus. Tahukan snack Pilus, sudah murah isinya banyak.
Kami
makan tuh dengan asyik. Nah, si Sahra makannya langsung ke mulut. Belum sampai
Pilusnya habis, Sahra teriak-teriak ketakutan. (Dengan bahasa Jawa) “Tolong,
Pilusnya masuk hidungku. Ini nggak bisa keluar. Aduh gimana ini?” Kami yang
berada di sampingnya tak tahu harus berbuat apa-apa. Karena Pilus yang putih
itu tidak terlihat dari luar lubang hidungnya. Kami hanya bisa melihat benjolan
yang berada di tengah-tengah hidung sebesar pilus.
Dapat
dibayangkan betapa paniknya kami. Bertanya-tanya, bagaimana bisa Pilus ini
masuk? “Kamu sisi cepat!” “Nunduk!” “Jangan bergerak!” Kami bersahutan untuk
memberikan solusi kepada Sahra. Karena tambah bingung, akhirnya gadis kecil ini
menangis. Sebagai kakak yang baik, kami berbondong-bondong menghantarkan Sahra
pulang ke rumah. Semuanya diceritakan kepada mama papa Sahra. Mereka juga
tampak bingung.
Melihat
keributan di depan rumah Sahra, salah satu tetangga kami sebut saja Pak Wir
menghampiri. Pak Wir sangat terkejut dengan apa yang terjadi. Dengan gaya
kebapakkannya beliau memberikan solusi, “Masak sambel saja, Mbak Yul. (nama
mamanya Sahra)”
Seketika
itu, Mama Sahra meracik sambal di dapur. Secepat kilat, sambal yang ada dicoek
di goreng. Mama Sahra mengaduk-aduk sambal di penggorengan, Papa Sahra
menggendong Sahra mendekat sambal yang sedang di goreng. Aroma khas sambal
goreng mulai tercium. Aroma semakin menyengat. “Haaaacchhhinngg!” Sahra bersin
dengan mantapnya. Pilus kecil yang ada di dalam lubang hidungnya, keluar begitu
saja dan nyemplung di sambal.
Alhamdulillah,
kami yang menyaksikan kejadian itu langsung terasa lega.
14
Juli 2014
0 comments:
Post a Comment