Hei Lagi!

Bolehkah aku merasa asing pada perjumpaan kita sebentar lagi?
Berapa purnama aku tidak pernah mendengar namamu, menyebut namamu saja seperti sudah ditelan bumi. Semua sosial mediamu tidak pernah aktif. Bodohnya diri ini terlarut tidak ingin cari tahu. Bagaimana bisa kau bertahan sekuat itu menahan rindu? Hehe apa aku yang terlalu percaya diri kau akan merindu. Mungkin saja kau juga melupa. Hingga suatu malam ketika hatiku terluka, yang kuingat namamu. Aneh sekali. Kenapa justru kamu? Serakahkah diri ini? Egoku menyeruak tidak mau diberi petuah.
"Hei bodoh, kau ingat dia saat kau terjatuh!"
"Kamu mau nyakitin dia lagi lagi dan lagi?"
"Ke mana selama ini hei kamu!"
Aku tetap mengirim pesan singkat, hanya memanggil namamu dari sosial media yang tidak pernah ada aktivitasnya.
*seen*
*typing*
Jantungku derdegup kencang. Jawaban macam apa yang akan dia beri? Apa yang harus aku jawab selanjutnya? Cepat sekali, bukan main! Dia selama ini masih on. Malam itu benar-benar membuatku gila.
Semesta mengambil peran dalam percakapan via online kita malam itu. Ternyata kamu memang sudah off dengan akun itu sejak lama, dan baru saja mencari password di akun lamanya. Kamu sudah mempunyai akun baru, yang kamu lebih aktif di sana. Baru saja kamu log ni, kamu bilang ada notif dariku. Semesta tidak pernah diam saja.
Responmu? Sungguh aku kagum. Terimakasih, tidak pernah meninggalkanku sendirian. Chatnya pindah ke via suara, 40 menit lebih. Kamu masih di kampus, dan aku di rumah. Kamu kenalkan aku kepada teman-temanmu. Lucu. Lebih-lebih tidak menyangka teman-temanmu mengetahui siapa aku. Apakah kamu tidak berhenti bercerita? Apakah kamu tidak pernah menghilangkanku dalam duniamu? Aku merasa bersalah, dan ingin menangis seketika. Sejahat inilah Ratna yang ada.
Aku justru lebih banyak mengobrol dengan teman-temanmu, yang sama sekali aku tidak tau siapa mereka. Namun, mereka tidak asing denganku. Terimakasih, sekali lagi untuk malam itu.
Begitu banyak kemunafikan dalam diri, kenapa harus terbentur baru sadar ya? Kenapa pengalaman orang lain tidak cukup menyadarkan naluri manusia? Biar aku enaknya saja. Dasar wanita.
Hei kau sudah datang. Nanti lagi.




Jombor, 2 Nov 2018

0 comments:

Post a Comment

 
Dear It's Me Blog Design by Ipietoon