Rimla dan Sunyi Samudra #1

from google

Jangan berbicara kepada kenangan. Karena dia hanya berani sembunyi dalam senyuman. Katanya bahagia, pergi dan menjauh dariku. Tapi kenyataannya hanya pilu dan rindu yang selalu tersaji dalam ilusi paginya.
"Menjauhlah, hilang, kalau bisa tenggelam dari samudra kehidupanku. Samudraku terlalu luas untuk kehadiranmu. Jangan pernah muncul, walau hanya diatas genangan busa gelombang samudraku!" Kalimat yang kau ucap secara rinci tepat di depan mukaku saat itu. Kau memang si keras kepala yang tidak pernah mau tau apa yang ada di sekitarmu. Egomu terlalu cemburu dengan diduakan dengan alasan sosial.
Dulu memang benar, kamu adalah semestaku. Kau embun yang selalu menyambutku di pagi hari. Kau awan yang selalu menjaga siangku. Bahkan kau rela menjadi senja untukku, yang selalu menghangatkan hati penghantar bahagiaku. Kau pun sahabat malamku yang paling setia. Memeluk erat dalam halusinasi yang nyata. Walau kau selalu menjaga jarak fisik antara kita, tapi aku tetap bisa merasakan pelukan eratmu. Begitu istimewanya kau untukku.
Hujan yang datang menjadi semakain sendu hari itu. Karena kau dengan gamblang mengutarakan keinginanmu untuk tak lagi bersamaku.
"Tidak perlu ada alasan, aku hanya ingin kau tenggelam dari hariku." Inti dari amarahmu yang terlalu tebal diselimuti rasa sendu. Dalam marahmu kau tetap memelukku dalam halusinasiku. Aku tidak paham. Tapi aku yakin kau hanya bercanda. Karena kau terlalu serius untuk berkata itu. Hai sahabatku, kenapa ternyata kau membulatkan niatmu dalam pernyataanmu.


To be continued Rimla dan Sunyi Samudra #2

0 comments:

Post a Comment

 
Dear It's Me Blog Design by Ipietoon