Permata Bola Mata

by me

Pucat pasi. Renungan tengah malam ini mengadu pada otak yang selama ini tak mau tau.
Senyumnya getir, sepertinya tanda menyerah. 
Ia telah 'terlalu lelah' menghadapi terjalnya jalan yang ditempuh sendiri.
Sukma bau busuk menghambur dirongga hidungku sampai menusuk alveolusku. 
Uh. 
Berapa lama ia tidak tersentuh air? 
Aih rambutnya sudah tidak bisa dibedakan dengan keset keset ijuk warung makan kelontong. 
Hitam kotor legam tubuhnya telah tertumpuk beberapa centi daki. 
Jijik.
Tapi matanya berbeda. 
Aku hanya bisa melihat sinar terang dari kedua bola itu.
Matanya memang sendu. 
Namun, dari situ ribuan momen ia simpan.
Sampai akhirnya sesak dan memberontak. 
Dirinya tak mampu menahan dorongan yang ternyata menekan akal, pikiran, dan kenyataan. 
Putus. Sarafnya putus.
Gila.
Begitu orang memanggil dan mengenalnya. 
Padahal masih muda.
 Aih.
 Dia melangkah mendekatiku. 
Semakin ku baca matanya semakin cepat ia menghampiriku.
Aku harus lari!
03.03.16. 00:02




Hai, tulisan di atas salah satu note di hp ku yang barusan aku baca lagi. Banyak juga ternyata, lain kali aku akan publish cerita-cerita yang selalu dadakan aku buatnya ya:)) see you next time

0 comments:

Post a Comment

 
Dear It's Me Blog Design by Ipietoon